Kehamilan

Kejutan Akhir Tahun

Menjelang akhir tahun, ada hadiah super dari Allah Azza Wa Jall pada Kami sekeluarga.

Hadiah apakah gerangan?

Ada sudah rindu saya nge blog? Hehe, Super Ge – Er ya..

Insya Allah hadiah ini akan jadi tulisan menarik di blog dengan hastag #3rdpregnancy.

Ketahuan ya hadiahnya apa 🤭.

Bener-bener ga menyangka after 5,5 years, Allah kasih kepercayaan untuk Kami memiliki buah hati kembali.

Kini, yang berbahagia tak hanya Kami berdua Ayah Bundanya tapi juga Mas dan si Kakak yang tadinya biasa Kami panggil “Adek”.

Bismillah, semoga hadiah ini menjadi jalan Kami sekeluarga makin dekat pada Allah. Semoga Bunda dan calon debay sehat dan dimudahkan dalam kehamilan dan persalinan, Amiin..

My Life

Toilet Impian

Well, kali ini saya mau posting impian saya untuk punya toilet yang friendly untuk ibu-ibu yang punya balita. Habis baca postingan ini http://themothertruth.com/2015/05/11/ditonton-saat-pipis-dan-29-hal-lain-yang-hanya-dialami-para-ibu/ saya sangat merasakan keriweuhan saat harus ke toilet ditemani oleh makhluk kecil yang selalu ngintil ke manapun kita pergi. Kalo di rumah, biasanya saya harus ambil bak mandi anak, dilap bersih sampai ga basah, lalu ambil mainan atau kalo udah kebelet banget kasih sikat gigi yang ada di kamar mandi untuk mainan, baru bisa BAK atau BAB dengan tenang (biasanya ga tenang juga sih, karena akan ada adegan merengek dari si kecil, lalu si ibu akan berusaha bikin suara-suara lucu agar si kecil tidak menangis). Bagi yang udah pernah ke Jepang pasti sudah biasa lihat toilet berikut ini :

image

Gambar ini sengaja saya ambil waktu di sekolah anak saya di Shinonome, Tokyo karena beberapa kali di tempat atau fasilitas umum lain pas pengen moto pasti hp ga kebawa. Ini merupakan multipurpose toilet atau toilet serbaguna yang saya idam-idamkan ada di rumah saya di Indonesia (semoga ada rezeki buat bikin, aammiin). Jadi, awal cerita saya nge fans banget sama toilet ini adalah saat sampai di Jepang pertama kali. Begitu saya sampai di Narita International Airport, dan saya harus ke toilet untuk BAK sedangkan my 10 months baby girl nangis kalo ga liat bundanya dan ga mau digendong ayahnya, seperti biasa akan saya ajak si baby ini ke toilet. Udah kebayang akan duduk di closet sambil gendong my little Najah kayak di Indonesia. Ternyata oh ternyata, begitu masuk toilet perempuan, di dalamnya ada semacam high chair yang bisa dilipat.

image

Nice kan moms? Bundanya bisa dengan tenang BAK, dan si baby bala-bala pun happy. Saya karena agak norak, pas keluar dari toilet sambil senyum-senyum karena happy baru pertama kali ga pake riweuh dan drama nangis saat BAK, hehe..  😉
Bukan cuma itu moms, ada juga board khusus untuk gantiin diapers baby di toiletnya. Jadi, walaupun ga nemu nurseri room ga perlu repot cari tempat buat ganti diapers nya si kecil. Tinggal ditidurin di board itu dan gantiin diapers nya.

image

Dan di toilet ini semua otomatis, tombol flush, tombol untuk cebok, dan pengering semua berdekatan. Jadi, toilet ga becek dan ga berbau.

image

Terus, karena toilet ini luas banget, kalo saya bawa stroller, my 10 months baby, dan ditambah anak pertama yang masih 2 tahun 11 bulan tanpa didampingi ayahnya ga perlu khawatir dan bingung lagi. Tinggal bawa masuk duo balita plus strollernya karena pasti muat bahkan masih sisa space nya. Bahkan pernah, waktu kami jalan-jalan ke Tokyo Skytree di hari sabtu yang ngantri masuknya berjam-jam sampe bingung mau sholat di mana. Akhirnya kami pun sholat di dalam toilet ini dan kami berempat plus stroller masuk semua ke dalam toilet.
Toilet ini juga ramah untuk penyandang cacat. Jadi, everyone can become independent in Japan. Semua fasilitas umumnya mendukung dan ramah untuk ibu-ibu dan penyandang disabilitas. Mimpinya sih, ga cuma punya sendiri di rumah nantinya, tapi di Indonesia bisa jadi standar toilet untuk fasilitas di tempat umum juga. Aammiin.. 🙂

My Life

TOILET TRAINING FOR MY BOY PART 1

Akhir bulan September 2014 lalu, saya kembali membulatkan tekad untuk melatih Mas Rasya tidak memakai diapers lagi. Kenapa lagi? Karena ini sudah yang ke-3 kali saya mencoba melatihnya. Hehe.. Pertama kali saya melatihnya di usia 9 bulan dengan membelikan potty seat khusus, saat itu saya termotivasi oleh eyang – eyang tetangga yang melatih cucunya sejak usia 9 bulan untuk ke toilet sendiri. Saat usia 9 bulan, memang Rasya begitu excited saat didudukkan sendiri di atas closet dengan potty bergambar mickey mouse dan diapun mau poop di sana. Namun, karena saya nya pun belum siap 100% dengan konsekuensi bersih – bersih dsb tanpa ada asisten rumah tangga, maka melatihnya tidak rutin setiap hari dan jadinya kembali lagi ke diapers.

Di usia Rasya 14 bulan, saya kembali bersemangat untuk memulai lagi toilet trainingnya. Selain sempat diindikasikan DSAnya kalau Rasya cukup sensitif dengan diapers, saya juga merasa sudah lebih siap karena kesibukan saya di luar rumah sudah mulai berkurang jadi untuk konsekuensi bersih – bersih sudah terbayangkan dan siap dihadapi. Dan… ternyata ada poin lain yang saya lupakan bahwa ternyata untuk toilet training paling tidak anak kita sudah bisa berbicara untuk menyampaikan maksudnya untuk ke kamar kecil. Karena Mas Rasya saatitu belum bisa bicara dan belum bisa merasakan juga untuk buang air, termasuk menunjukkan gestur akan buang air, maka buang airnya pun masih kececeran. Ditambah lagi di saat yang bersamaan dengan berniat toilet training, ternyata saya dinyatakan positif hamil anak ke-2. Morning sickness kehamilan anak ke-2 yang ternyata lebih terasa membuat saya terpaksa menunda kembali sesi toilet training ini.

Dan akhirnya, setelah sekarang saya lihat si Mas Rasya ini sudah mulai atau bahkan sangat talkative saya putuskan untuk memulai toilet trainingnya. Selain karena si adiknya juga lumayan anteng, jadi fokus saya sementara untuk toilet training Mas Rasya. Saya pun menyiapkan stok celana dalam lumayan banyak untuk mengantisipasi kalau buang air berkali – kali dan belum sempat mencucinya. Seminggu pertama memang benar – benar menguji kesabaran, hehe… Karena ternyata cukup sulit membiasakan anak untuk ke toilet setelah biasanya dia bisa buang air di mana saja.

Pernah saya mengikuti tips beberapa mommy di internet untuk rutin mengajaknya ke kamar mandi. Tetapi Mas Rasya ini cenderung takut dengan air dingin. Sehingga dia lebih memilih untuk menahan buang air kecil daripada harus diajak ke kamar mandi dan cebok dengan air dingin. Di saat yang bersamaan saya juga sedang melatih Mas Rasya ini berani untuk mandi air dingin. Untuk mengubah paradigma air yang dingin, saya mencoba membahasakan dengan air seger. Tetapi jurus itu ternyata belum begitu ampuh digunakan. Jurus lainnya adalah selalu membawa mobil – mobilannya untuk dimandikan bersama. Jadi, saat mandi dia sambil bermain dan tidak terasa jika sedang mandi dengan air dingin. Dengan jurus ini, Mas Rasya sudah mulai beradaptasi dengan air dingin sekalipun sesekali masih menolak untuk mandi air seger.

Pernah sekali waktu si Mas Rasya ini menhan buang air kecil hingga seharian dia tidak buang air kecil sama sekali. Padahal sudah saya coba mengajak ke kamar mandi beberapa kali dan mencoba menyiram kakinya dengan air agar bisa refleks untuk pipis. Akhirnya, karena khawatir sayapun memakaikan diapers lagi. Setelah saya rasa dia mulai nyaman lagi untuk pipis tanpa menahan sayapun melanjutkan toilet trainingnya. Kali ini saya mencoba merayunya dengan bermain bersama boneka beruang Wilson (sabun pencuci tangan merk wilson). Dan sayapun terinspirasi juga oleh video di youtube yang mengajarkan cara toilet training dengan meletakkan kursi kecil pendek untuk pijakan anak. Dengan berbekal itu, ditambah saya iming – iming bahwa nanti di kamar mandi akan ada air mancur, mas Rasya pun mulai nyaman untuk ke toilet. Jadi begitu saya liat gesturnya yang menunjukkan bahwa dia sedang ingin buang air kecil, segera saya ajak dia untuk bermain di kamar mandi. Beberapa saat kemudian, saya bilang padanya, “Mas Rasya mau lihat air mancur nggak? Coba liat ya.. Tuh kan ada air mancurnya punya Mas Rasya sendiri.” Diapun merasa senang karena melihat air mancur yang tidak lain adalah pipisnya. Jadi sekarang saya membahasakan pipis dengan air mancur untuk mengasosiakan si anak dengan sesuatu yang lucu dan menyenangkan.

Untuk sementara toilet training sudah mulai terlihat progressnya walaupun masih buang air kecil saja. Target saya, akhir Oktober 2014 ini si Mas Rasya lulus toilet training. Semoga proses belajar untuk buang air besarnya juga bisa menyenangkan. Hehe… Yang ini tantangannya labih berat sebenarnya. Tapi bismillah, tetap belajar dan mencari celah untuk membuat anak happy buang air di kamar mandi. Buat para ibu yang sedang senasib dengan saya semoga tetap semangat ya.. Insya Allah saat mereka bisa ke toiet sendiri nanti rasanya pasti legaaa sekali… Part 2 nya akan saya tulis, jika Mas Rasya sudah bisa buang air besar di toilet. Semoga segera, aammiin…

toilet training