Komunikasi Produktif

Kontemplasi dan Evaluasi

Menjalani tantangan sambil mengasah ilmu komunikasi di kelas Bunda Sayang kali ini membuat saya menyadari bahwa komunikasi tidaklah sederhana. Dan inilah kunci kesuksesan kita bermuamalah. Sekalipun baru di tataran keluarga rasanya lidah ini sering sekali masih sulit menahan hal-hal yang tidak perlu diucapkan. Latihan di 10 hari tantangan yang diberikan ini telah membuat saya berusaha sebaik mungkin mengamalkan ilmu komunikasi produktif kepada pasangan dan anak-anak.

Rasanya saat melihat sedikit progress dari komunikasi yang saya lakukan baik pada pasangan maupun pada anak-anak menjadi kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Yang paling saya rasakan progressnya adalah komunikasi dengan pasangan. Rasanya impact dan multiplier effect yang diberikan sangat luar biasa bagi diri sendiri dan juga menghasilkan energi positif yang juga meningkatkan progress komunikasi bersama anak-anak.

Ibarat menapaki 10 anak tangga, saya merasa menyelesaikan PR komunikasi bersama pasangan merupakan 7 anak tangga yang telah dilalui untuk mencapai 10 anak tangga tersebut. Inspirasi dari materi Komunikasi Produktif saya ramu dengan berbagai inspirasi dari para Ibu dan istri yang sudah beramal jariah dengan berbagi kisah inspiratifnya memperbaiki hubungan komunikasi bersama pasangan di blognya serta tidak lupa mengevaluasi diri dari kacamata fikih munakahat yang ternyata banyak ilmu yang dapat diaplikasikan terkait komunikasi produktif bersama pasangan yang telah dituntunkan dalam syariat Islam. Berbekal ilmu dan berbuah amal sholeh inilah yang semata-mata saya harapkan dari setiap ilmu yang diberikan oleh para guru dan inspirator saya. Semoga setiap tulisan pengalaman dalam tantangaan 10 hari bisa menjadi inspirasi bagi para istri dan ibu lainnya yang sedang mencari formulasi yang tepat dalam membangun komunikasi di tengah keluarga.

Komunikasi produktif bersama anak-anak masih terus saya selami metode yang pas bagi buah hati kami yang memiliki karakter yang unik. Setidaknya 3 anak tangga lagi yang masih harus saya tempuh untuk mencapai keberhasilan dalam komunikasi bersama ank-anak. Berdasarkan hasil kontemplasi dan evaluasi diri serta dari sesi meminta feedback pada anak-anak setiap menjelang tidur, saya menyadari saya masih harus belajar berkomunikasi dengan bahasa tubuh dan intonasi suara. Setidaknya ini yang saya tangkap dari keluh kesah anak-anak.

Tantangan 10 hari boleh berakhir, sekalipun badge sudah diterima tanggung jawab komunikasi produktif di keluarga tetap harus terus dievaluasi dan ditingkatkan. Menulis menjadi salah satu jurus jitu dalam kontemplasi dan evaluasi diri yang saat ini tengah saya lakukan. Dengan “keep on writing” sedikit demi sedikit anak tangga yang saya tapaki akan terlihat kemajuannya. Bismillah, semoga tulisan-tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi diri sendiri dan juga inspirasi bagi para Istri dan Ibu lainnya…


 

Knowledge

Resume Buku Bunda Sayang

Hampir 2 tahun berada di grup Institut Ibu Profesional dan hampir 2 bulan mengikuti program matrikulasinya. Bersyukur sekali bisa berada di tengah-tengah para Ibu pembelajar yang semangat belajar dan berbaginya luar biasa. Memacu saya untuk makin memperbaiki diri sebagai individu, sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai agen perubahan di masyarakat. Banyak PR yang masih harus saya benahi, namun semoga sambil bebenah diri sambil terus belajar dan berbagi dengan para Ibu yang lain. Dalam program matrikulasi ini, saya disadarkan dengan proses belajar yang bertahap dan fokus serta tidak terburu-buru yang terpenting adalah komiten dan konsisten. Dulu, banyak sekali buku yang dilahap untuk dibaca, namun tak berbekas sedikitpun (karena memang ilmu yang tak diikat dengan tulisan kemungkinan besar akan tak bertahan lama). Lebih-lebih jika isi buku tak kunjung diaplikasikan, rasanya ilmu-ilmu yang pernah dibaca pun sekedar melekat sejenak di otak lalu hilang tak berbekas. Sekarang saya berupaya menuliskan dan berusaha mengapikasikan apa yang saya baca sedikit demi sedikit.

Sambil belajar di program matrikulasi, saya akhirnya terpacu untuk membaca referensi yang dijadikan rujukan yaitu Serial Buku dari Institut Ibu Profesional. Walaupun sudah membaca semua bukunya, namun, saya ingin merefresh kembali ingatan serta sedikit demi sedikit mempraktekkan tulisan dari para Ibu yang luar biasa dalam buku tersebut agar menjadi sosok ibu yang dibanggakan keluarga. Dalam seri Bunda Sayang ini saya banyak sekali tertampar dengan cerita-cerita yang disajikan maupun tips-tips yang diberikan. Agar semakin sering tertampar, maka catatan tips dari buku tersebut saya buat untuk pengingat diri dengan menempelkannya di sudut ruangan yang sering saya kunjungi di rumah. Agar setiap saya khilaf saya teringat kembali dengan pengalaman dan tips yang diberikan oleh para Ibu keren penulis buku ini. Sungguh saya masih jauh dari sosok ideal yang disebutkan dalam buku ini, maka saya sedang berusaha belajar untuk menjadi sosok Ibu Penyayang seperti di dalam buku ini.

Tulisan kali ini dalam rangka berbagi dengan para Ibu yang juga ingin terus belajar menjadi sosok penyayang di tengah keluarganya. Buku Bunda Sayang ini berisi 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak yang di dalamnya menyajikan cerita dibalik poin ilmu pengasuhan seta tips dan trik penerapannya. Terdiri dari 192 halaman dan ditulis oleh para Ibu yang tergabung dalam Komunitas Ibu Profesional.

Resume ini saya buat dalam 2 versi yaitu Resume Buku Bunda Sayang Full dan dalam bentuk poin-poin yang tips yang saya tempel di sudut ruangan sebagai pengingat diri Resume Bunda Sayang-Poin Pengingat Diri. Semoga resume ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan juga para Ibu lain. Semoga Allah memberi kekuatan kita semua untuk terus komitmen dan konsisten menjalaninya. Aammiin….

cover-bunda-sayang

 

 

 

 

 

 

Knowledge

Resume Matrikulasi IIP Bekasi Batch #2

MATERI : ADAB SEBELUM ILMU
Senin, 17 Oktober 2016
20.00 – 21.00 WIB
Oleh : Ressy Laila Untari

☘☘☘☘☘☘☘☘☘

ADAB MENUNTUT ILMU

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #1

Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

ADAB MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah
perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu
menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu,
sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa
orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu
tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa
yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang
sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang
paling didahulukan sebelum ILMU

ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin
mencarinya

Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut
ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri
dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri
dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu
itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab
menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

*Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan*

Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik,
sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari
Ibunya

ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke
dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu
itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling
awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.

c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu
ilmu sedang disampaikan.

d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang,
membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua
runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu
disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar
mudah untuk diamalkan.

ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati,
menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha
Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau
menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan
memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru
berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru
mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu
mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang
disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta
ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh
disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan
kita.

ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk
buku ketika sedang kita pelajari.

b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.

d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat “copas dari grup sebelah” tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.

e. Dalam dunia online, harus menerapkan “sceptical thinking” dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.

Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.
Ini referensinya mbak;

Turnomo Raharjo,
Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012.

Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014, hlm. 5

Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015

========================

Tanya – Jawab

1⃣ Windi :

Bagaimana kiat2 agar kita bs menularkan ADAB yg baik dlm mencari ilmu kepada anak , sehingga anak bs meniru dan melekat pd kepribadianny ?
1⃣  menularkan adalah memberi contoh dengan teladan, jadi dimulai dari ibunya..selalu dari kita dahulu yg melakukan, insyaAllah anak2 akan mengikuti. Anak2 mungkin akan salah memahami kita tapi tidak akan salah mengcopy kita. Jika setiap saat anak2 menyaksikan ibunya on time dlm menuntut ilmu, menghormati guru, dll ..anak2 dgn sendirinya akan meniru ✅

Suci :
2⃣Ada masa dimana kita mulai jenuh saat menuntut ilmu. Padahal kita tau ilmu tersebut bermanfaat. Bagaimana ya cara agar kita bisa terus bersemangat dalam menuntut ilmu?
2⃣ Temukan penyebab kejenuhan & atasi penyebabnya, maka insyaAllah akan semangat kembali ☺
misal : jenuh karena kita sedang capek luar dalam hehehe maka berikan waktu coolingdown dulu, jenuh karena merasa gagal maka evaluasi lagi apa visi misi kita , pilah & pilih mana yg sesuai dgn kita, dll ✅
3⃣Tidak melakukan penggandaan untuk kepentingan komersil. Apa boleh melakukan penggandaan untuk kepentingan pribadi?
3⃣sebaiknya bertanya langsung pada sumber/empunya ilmu, karena bisa berbeda jawaban tergantung pertimbangan masing2 sumber/ empunya ilmu✅

Diah :
4⃣ Adab thd guru pd poin B. Bagaimana teknisnya utk kelas online matrikulasi ?
4⃣persis spti dlm poin tsb mba ..utk online,  “bicara” diartikan “sedang mengetik/typing” + metaati tatib✅
5⃣Adab thd sumber ilmu di poin a,
Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari. Maksudnya bagaimana ya ?
➡ kemarin dicontohkan al Qur’an mba, jadi supaya diletakkan di tempat yg pantas, disampul yg rapi, tidak disobek/ dicoret2 yg tidak perlu, dll✅
Misalkan saya dokumentasikan materi matrikulasi dalam S note saya.. apakah termasuk yg tidak diperbolehkan ? Atau misalnya suatu saat saya ingin nge print materi matrikulasi utk memudahkan membaca apkh diijinkan ?
➡dua2nya boleh mba…☺

Icha :

6⃣Pada materi diatas disebutkan, adab pada diri sendiri yakni ikhlas & mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.
Maksud buruk disini apa ya contohnya?
6⃣contoh : iri, dendam, merasa sudah lebih tahu sehingga tidak maksimal dalam menerima ilmu & tentu saja tidak mendapatkan manfaat dr ilmu tsb, dll ✅
7⃣Dan bagaimana cara menghilangkannya, selain dgn cara ikhtiar & berdoa kepada Allah Subhanahuwata’alla
7⃣ dengan sering merenung, introspeksi diri…& selalu mengosongkan gelas kita saat akan belajar dengan siapapun ✅

Mery :
8⃣ketika kita sedang mencari ilmu dr berbagai sumber,ada perbedaan antara 1 sumber dgn sumber yg lainnya.bagaimana cara kita menyikapinya?karena kadang membuat bingung mana yg harus d ikuti.
8⃣ Kembalikan pada apa yang kita butuhkan & yang  sesuai dengan visi misi keluarga kita ✅

9⃣Ninik :

Adab terhadap Guru ( Penyampai Sebuah Ilmu)
Point C :

🌸Bagaimana cara menyikpainya misal guru kita itu tdk memberikan ijin pdh kita taul ilmunya sangat bermanfaat buat org lain…jadi ada rasa kekhawatiran kalo ilmunya di sebarluaskan akan banyak yg jd pesaingnya.
Terima Kasih
9⃣ porsi kita hanya sampai meminta ijin, jika beliau tidak mengijinkan ya sudah…insyaAllah ilmu tersebut akan tersebar dr guru yg lain, atau mungkin beliau punya pertimbangan yg lain yg tidak kita ketahui…
atau jika beliau bersedia mengajari kita, kita belajar dgn sungguh2 & nanti kita yg akan share ilmu tsb ☺🙏🏻✅

1⃣0⃣ Roro :

Pada materi diatas disebutkan adab terhadap sumber ilmu yakni
poin c. tidak mendukung para plagiator, produae  barang bajakan dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga..

bagaimana sikap kita ttg penggunaan textbook fotokopian (contoh textbook kuliah )dikarenakan buku yang original mahal atau kadang kesulitan untuk menemukannya..

terima kasih..
1⃣0⃣ kemarin dicontohkan oleh bu Septi ..bahwa kita bisa dengan menabung untuk bisa membeli yg asli, karena ilmu itu mulia hendaknya didapatkan dengan cara yg mulia juga ✅

Haroh
1⃣1⃣Adakah buku referensi yang direkomendasikan oleh tim matrikulasi untuk dijadikan acuan agar bisa lebih jelas terkait materi adab menuntut ilmu agar dapat juga dijadikan referensi untuk bekal anak2 menuntut ilmu?
1⃣1⃣ sampai saat ini belum ada mba, insyaAllah jika nanti ada akan dishare ☺
1⃣2⃣Bagaimana tahapan sceptical thinking?
Ini prinsipnya literasi media
a. Ada berita /info yang  menarik dan baik ➡ cari sumbernya darimana ➡dapat sumber, cantumkan ➡ share

b. Ada info/berita menarik ➡ tidak ketemu sumbernya ➡ simpan unt diri kita, tidak perlu disebar ✅

Apa saja selain sumber yang harus dikritisi?
➡ seperti yg disebutkan di tatib mba…mengenai isi yg mengandung ghibah, fitnah, Sara, dst✅
Terima Kasih

1⃣3⃣Ine :
Bagaimana cara menjaga kemurnian niat menuntut ilmu hanya karena Allah? Dan menjaga keistiqamahannya? Karena pd prakteknya kadang masih ada kesenangan dunia yg menjadi niat dan orientasinya? Tks.
1⃣3⃣ memilih teman2 yg solih , selalu menuju majlis2 yg manfaat & terus berlatih menata niat sblm belajar..berlatih …dan berlatih 💪🏻☺

1⃣4⃣Novita : Bagaimana cara agar ilmu dan amal berbanding lurus, agar ilmu yg kita dapat tidak hanya untuk kepuasan & bermanfaat secara duniawi aaha melainkan jg utk investasi akhirat?
1⃣4⃣ kuatkan adab mencari ilmunya dulu..insyaAllah ilmunya menjadi ilmu yg bermanfaat, ilmu dlm bidang apapun jika bermanfaat utk banyak orang maka akan jadi investasi dunia akhirat ✅

1⃣5⃣Cahya :
Dalam era sosial media seperti sekarang ini, dengan mudahnya kita mendapat BC ilmu baik berupa tausiyah, parenting dll.
Namun seringkali, banjir ilmu dan informasi tersebut membuat ‘pening’ bahkan bisa jadi membuat kita ‘kebal’ bagaimana solusinya?
1⃣5⃣ inilah termasuk salah satu manfaat kita belajar adab menuntut ilmu, bahwa kita mencari ilmu adalah untuk kita amalkan, adalah untuk meningkatkan diri, untuk bisa membawa manfaat bg banyak orang,  kita mengerti betul ilmu apa yg kita butuhkan  yg sesuai dg kita, sehingga tidak terkena tsunami ilmu & informasi ✅

Ade:
1⃣6⃣. bagaimana keabsahan menuntut ilmu yg “hanya” lewat internet, browsing, radio online, dll tanpa face to face dg guru atau belum jelas nasab ilmunya, apakah itu cukup? Atau perlu menuntut ilmu face to face / lewat majelis denga guru agar mendapat keberkahan dari guru tersebut?
1⃣6⃣ pada masa sekarang sangat memungkinkan untuk belajar tidak langsung face to face dgn sang guru, tentang keabsahan , bila browsing , radio online, webinar, lewat internet, dsb tentu kita pilih yg jelas sumbernya, inilah pentingnya sumber jika ada sesuatu yg ingin kita tanyakan, tabayyunkan, dsb kita bisa tanyakan langsung pada sumbernya yg tertera / pengisi.
Bila dimungkinkan bertemu langsung pun sangat bagus✅

1⃣7⃣Bagaimana tahapan mengenalkan adab mencari ilmu dengan benar terhadap anak
1⃣7⃣mulai dengan diri kita ✅

Reny :
1⃣8⃣Bagaimana mensikronkan semua ilmu yang misalnya berbeda menjadi satu kesatuan yang baik?
1⃣8⃣ambil manfaat dr masing2 ilmu untuk kita sesuaikan dengan kebutuhan kita, misal di iip sendiri belajar tentang pendidikan anak,  manajemen keuangan, manajemen menu, dll kita ambil sesuai kebutuhan kita ✅

1⃣9⃣ Apakah boleh menyatukan ilmu ilmu tersebut dari sumber yang berbeda?
1⃣9⃣Boleh ..dengan tidak menghilangkan sumbernya ✅

2⃣0⃣Siti :
Bismillaah…

Mba…
Bagaimana caranya agar kita tetap bersungguh-sungguh dlam mnuntut ilmu dan bisa  mngerjakan tugas?
Karena kadang rasa malas datang, dan mulailah hilang semangat.
Kl d ikutin rasa malas ini, apalagi ibu rumah tangga yg pkerjaan shari2 yg bersambung trus…😊 plus kadang kl anak2 bkin ksal, minat blajar pun ga ada.
Ada niat saja untuk belajar, tp tetap malas.
Blum bisa membagi waktu.
2⃣0⃣Dipaksa mba…saya sering mengalami ini hihihihi
terus saya selalu ingat kata2 bu Septi : Jangan kalah sama malas, jika kita keras pada diri kita maka lingkungan akan lunak terhadap kita tapi jika kita lunak terhadap diri kita maka lingkungan akan keras terhadap kita..kurang lebih begitu…sambil terus belajar & berlatih 💪🏻💪🏻💪🏻☺

Andriyani :
2⃣1⃣Bagaimana menerapkan                 “sceptical thinking” jika pemberi informasi adalah ortu sendiri dan masyarakat sekitar sudah mempercayainya secara turun temurun
2⃣1⃣ tetap pakai rumus literasi media di atas tadi ya mba..✅

2⃣2⃣Bagaimana hukum menyebarkan suatu ilmu yg bermanfaat kepada kerabat terdekat dengan bentuk copas dengan tidak bermaksud mengkomersilkan ilmu tersebut dan tidak memungkinkan untuk mohon ijin kepada penulis
2⃣2⃣ tulis nama penulisnya mba ✅

2⃣3⃣Fadillah  :
Bagaimana cara kita menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih tua dan menganggap dirinya lebih tau, agar ilmu tersebut dapat tersalurkan, dan meresap ke hati?
2⃣3⃣ pelan2 mba…jadilah lebih baik dari sebelumnya, buat beliau bahagia…tunjukkan ilmu tersebut memang membuat kita menjadi lebih baik, kemudian klo saya dengan metode bercerita bahwa kita sedang belajar bersama seseorang & mendapat ilmu begini2 , dst…sedikit demi sedikit & tetap semangat ☺

2⃣4⃣ Suhaeti :
Agar ilmu yg kita dpt bisa bermanfaat,kita hrs mengamalkannya dan menularkannya kpd orang lain istilahnya berbagi.tapi kadang orang yg kita beritau ilmunya beliau merasa digurui,bagaimana sikap kita dlm hal ini.?
2⃣4⃣ Pastikan kita mengamalkan & berbagi sesuai adabnya setelah itu bukan ranah kita lagi tentang pendapat / komentar orang lain, selagi kita tidak mendzolimi … ✅

2⃣5⃣Nevita :
Terkait adab terhadap sumber ilmu, point e. Bhwa jgn mudah percaya berita mskipun baik,terutama di dunia online. Bgmn cara mengecek kebenaran ilmu/ berita itu sampai terbukti betul?
2⃣5⃣ dari sumbernya mba..jika kita ragu tanyakan pada sumbernya langsung, makanya kita sebaiknya tidak share berita yg tidak bersumber walau itu baik, cukup utk kita saja ✅

®IIP Bekasi

My Life

Toilet Impian

Well, kali ini saya mau posting impian saya untuk punya toilet yang friendly untuk ibu-ibu yang punya balita. Habis baca postingan ini http://themothertruth.com/2015/05/11/ditonton-saat-pipis-dan-29-hal-lain-yang-hanya-dialami-para-ibu/ saya sangat merasakan keriweuhan saat harus ke toilet ditemani oleh makhluk kecil yang selalu ngintil ke manapun kita pergi. Kalo di rumah, biasanya saya harus ambil bak mandi anak, dilap bersih sampai ga basah, lalu ambil mainan atau kalo udah kebelet banget kasih sikat gigi yang ada di kamar mandi untuk mainan, baru bisa BAK atau BAB dengan tenang (biasanya ga tenang juga sih, karena akan ada adegan merengek dari si kecil, lalu si ibu akan berusaha bikin suara-suara lucu agar si kecil tidak menangis). Bagi yang udah pernah ke Jepang pasti sudah biasa lihat toilet berikut ini :

image

Gambar ini sengaja saya ambil waktu di sekolah anak saya di Shinonome, Tokyo karena beberapa kali di tempat atau fasilitas umum lain pas pengen moto pasti hp ga kebawa. Ini merupakan multipurpose toilet atau toilet serbaguna yang saya idam-idamkan ada di rumah saya di Indonesia (semoga ada rezeki buat bikin, aammiin). Jadi, awal cerita saya nge fans banget sama toilet ini adalah saat sampai di Jepang pertama kali. Begitu saya sampai di Narita International Airport, dan saya harus ke toilet untuk BAK sedangkan my 10 months baby girl nangis kalo ga liat bundanya dan ga mau digendong ayahnya, seperti biasa akan saya ajak si baby ini ke toilet. Udah kebayang akan duduk di closet sambil gendong my little Najah kayak di Indonesia. Ternyata oh ternyata, begitu masuk toilet perempuan, di dalamnya ada semacam high chair yang bisa dilipat.

image

Nice kan moms? Bundanya bisa dengan tenang BAK, dan si baby bala-bala pun happy. Saya karena agak norak, pas keluar dari toilet sambil senyum-senyum karena happy baru pertama kali ga pake riweuh dan drama nangis saat BAK, hehe..  😉
Bukan cuma itu moms, ada juga board khusus untuk gantiin diapers baby di toiletnya. Jadi, walaupun ga nemu nurseri room ga perlu repot cari tempat buat ganti diapers nya si kecil. Tinggal ditidurin di board itu dan gantiin diapers nya.

image

Dan di toilet ini semua otomatis, tombol flush, tombol untuk cebok, dan pengering semua berdekatan. Jadi, toilet ga becek dan ga berbau.

image

Terus, karena toilet ini luas banget, kalo saya bawa stroller, my 10 months baby, dan ditambah anak pertama yang masih 2 tahun 11 bulan tanpa didampingi ayahnya ga perlu khawatir dan bingung lagi. Tinggal bawa masuk duo balita plus strollernya karena pasti muat bahkan masih sisa space nya. Bahkan pernah, waktu kami jalan-jalan ke Tokyo Skytree di hari sabtu yang ngantri masuknya berjam-jam sampe bingung mau sholat di mana. Akhirnya kami pun sholat di dalam toilet ini dan kami berempat plus stroller masuk semua ke dalam toilet.
Toilet ini juga ramah untuk penyandang cacat. Jadi, everyone can become independent in Japan. Semua fasilitas umumnya mendukung dan ramah untuk ibu-ibu dan penyandang disabilitas. Mimpinya sih, ga cuma punya sendiri di rumah nantinya, tapi di Indonesia bisa jadi standar toilet untuk fasilitas di tempat umum juga. Aammiin.. 🙂

Knowledge

Alhamdulillah… Saya Bisa Kuliah Lagi..

Rasa syukur saya yang tidak terkira pada Allah SWT karena diberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu yang manfaatnya luar biasa, bahkan bisa mengantarkan kita menuju surga Allah jika sungguh – sungguh mengamalkannya sesuai dengan Al – Qur’an dan Hadits. Mungkin beberapa yang membaca judul tulisan saya tanpa membaca isinya akan mengira saya mendapatkan kesempatan untuk kuliah Master. Namun, sungguh, ini lebih luar biasa dari itu. Sekalipun sampai dengan saat ini saya masih juga berikhtiar untuk dapat melanjutkan studi Master, namun kesempatan ini jauh lebih berharga untuk saya. Karena yang akan saya pelajari di sini adalah ilmu dunia akhirat karena manfaatnya yang dapat dirasakan baik di dunia maupun di akhirat.

Bergabung di Institut Ibu Profesional adalah suatu berkah yang luar biasa bagi saya di awal tahun 2015 ini. Sejak pertama kali dikenalkan oleh kakak perempuan saya baik dari review tuisannya, maupun saat melihat webnya, terlebih saat saya menonton videonya di youtube, rasanya makin pensaran dan ingin sekali bisa langsung mengikuti perkuliahannya. Saya melihat kakak saya yang sejak mengikuti perkuliahannya menjadi istri dan Ibu yang sangat hebat bagi keluarganya. Saya makin kagum luar biasa saat menonton video kuliah IIP ini. Apalagi saat tahu metode kuliahnya yang sangat cocok dengan kondisi saat ini di mana probabilitas seorang ibu dapat mengikuti perkuliahan secara rutin. Ya, metodenya terdiri dari 2 macam yaitu offline dan online melalui webinar. Betapa inginnya saya mengikuti webinar agar bisa merasakan suasana kelas yang pastinya akan makin memotivasi belajar saya untuk dapat mempraktekkan ilmu – ilmu yang ada. Namun, karena keterbatasan ilmu yang dimiliki tentang kuliah online alias “Gaptek”, saya belum bisa mengikuti sesi perkuliahan online tersebut. Untuk ikut sesi kuliah offline, saya pikir waktu itu harus ke Salatiga dulu, ternyata jaringan IIP ini sudah beredar di Jabodetabek juga.

Karena belum juga dapat mengikuti perkuliahan, saya hanya dapat mengikuti perkembangan web IIP, mem-follow akun FB Ibu Septi Peni Wulandari, founder IIP (karena saat ingin mengajukan friend request sudah full) dan meng-add Pak Dodik Mariyanto, penanggungjawab IIP sekaligus suami Ibu Septi Peni Wulandari. Selain itu saya juga membeli buku yang berjudul, “Hei, Ini Aku Ibu Profesional”. Semuanya makin membuat saya penasaran dan segera ingin bergabung untuk mengikuti perkuliahan. Rasanya sungguh berbeda saat saya sedang mengenyam pendidikan formal sejak SD hingga bangku perkuliahan. Kali ini rasanya, keinginan untuk belajar begitu besar dan bukan semata-mata mengejar nilai atau ijazah demi mendapatkan pekerjaan yang layak tapi benar – benar karena rasa ingin tahu dan ingin menuntut ilmu untuk dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari – hari.

Tibalah saat di mana saya sedang melihat timeline di FB dan di sana ada kabar gembira yang sangat saya nantikan. Kini IIP akan membuka pendaftaran kuliah melalui Grup Whatsapp. Tanpa berfikir panjang, saya langsung mengisi formulir yang disediakan di masing – masing regional. Saat itu saya mengisi formulir untuk regional Jakarta, Jawa Barat, dan Banten karena domisili tetap saya adalah Gunung Putri, Bogor. Ternyata kakak saya yang baik hati sudah merekomendasikan saya juga untuk diinvite di grup whatsapp IIP Surabaya (karena saat ini sementara tinggal di Sidoarjo menunggu menyusul suami ke Jepang).

Ternyata IIP Surabaya ini baru saja terbentuk pada 26 Januari 2015 dan memang masih belum ada kegiatannya. Namun, saat mulai berinteraksi di grup ini, saya melihat begitu besarnya semangat para anggota untuk belajar. Dan betapa beruntungnya saya bisa menjadi bagian dari para pembelajar ini. Bersilaturahmi dengan orang baru yang punya semangat yang sama menjadikan kami dekat secara emosional walaupun belum pernah sama sekali bertatap muka. Dan yang saya kagumi lagi adalah, ternyata berdasarkan penjelasan dari admin dan koordinator, kami akan melaksanakan kuliah online dengan media whatsapp. Dapatkah kita bayangkan kuliah dengan menggunakan whatsapp? Di mana biasanya kita kuliah harus bertatap muka di kelas dengan suasana serius dan membawa setumpuk buku tebal sebagai referensi. Rupanya IIP ini benar – benar anti mainstream dan mengedepankan substansi dalam menuntut ilmu. Betapa siapnya IIP dengan kondisi mahasiswa (yang tiba – tiba menjadi banyak karena begitu mudahnya mengikuti perkuliahan) untuk mengorganisir para mahasiswa baru ini. Ya, di setiap grup telah disiapkan 3 orang yang berperan sebagai :

  1. Host
  • Mengatur lalu lintas diskusi di grup
  • Memandu dan memoderatori diskusi di grup bersama narasumber pusat maupun tamu

2. Co-Host

  • Menyapa dan mengingatkan teman-teman di grup ttg jadwal diskusi, rules dll
  • Mengabsen peserta diskusi 30 menit sebelumnya
  • Membuat resume hasil diskusi

3. Admin

  • Memasukkan member ke grup
  • Memposting hasil diskusi dan aktivitas di grup, fb grup dan web ibu profesional

Ketiga peran tsb akan dirotasi setiap bulannya. Pada bulan ke-4 ketiga peran tsb akan ditawarkan kepada anggota grup sehingga semua belajar mengelola grup.
Koordinator grup mendapat bimbingan dari tim inti Ibu Profesional Pusat yaitu ibu Septi Peni Wulandani sebagai founder, Mba Lala Mira Julia sebagai co founder dan online program advisor, Mba Niken TF Alimah sebagai comdev (community development) dan Mba Retno Dewi sebagai offline program advisor. Selain itu ada pak Dodik Mariyanto sebagai penanggung jawab.

Layaknya perkuliahan di kampus yang memiliki tata tertib, IIP melalui Kulwap (Kuliah Whatsapp) nya juga memiliki aturan agar perkuliahan ini tetap berjalan kondusif. Berikut DO and DON’T di Grup Whatsapp IIP Surabaya yang saya ikuti :

a. Di grup ini hanya akan berbicara :

  • Pendidikan anak dan keluarga
  • Peningkatan kualitas diri kita sbg ibu, istri dan perempuan
  • Topik bahasan ttg  bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif, bunda shalehah dan turunannya.

b. Di grup ini TIDAK akan berbicara :

  • Politik dan kritik pemerintah (jadilah bagian dr solusi untuk 2 hal tsb, kalau tidak lebih baik diam)
  • Mempertajam perbedaan SARAT (suku, agama, ras dan anggota tubuh)
  • Fitnah dan khilafiyah (perbedaan paham yg tak berujung)
  • Ghibah (membicarakan kejelekan orang lain)

c. Etika posting

  • Setiap kali posting  bertanggungjawablah dengan menyertakan sumbernya dr mana, tidak asal posting
  • Jangan memulai posting dg awalan “copas dari grup sebelah” tanpa diakhiri sumber.
  • Apabila ragu terhadap kebenaran berita, meski baik, lebih baik NO ACTION dan  DELETE

d. GADGET FREE DAY ON SATURDAY & SUNDAY. Tidak ada aktivitas apapun di grup IIP Surabaya

e. Tidak diperkenankan untuk berjualan / berpromosi sehingga grup ini murni untuk belajar & berbagi

Dalam perkuliahan melalui grup whatsapp ini ada beberapa forum belajar antara lain :

  1. Kuliah Whatsapp (Kulwap) adalah aktivitas kuliah dengan media sosial whatsapp.

Macam :

  • Kulwap koordinator
  • Kulwap grup
  • Obrolan harian

Untuk kulwap ini akan dimulai  dengan internal narasumber, baru melebar ke narasumber lain. Berikut adalah tim inti :

  1. Dodik Maryanto

Seorang imam rumah tangga, dengan 3 anak, beliau menguasai materi tentang:

  • Membangun A Home Team
  • Strategic Planning
  • Project Keluarga

2. Septi Peni Wulandari

Ibu Rumah Tangga dengan 3 anak, menguasai materi tentang :

  • How to be Professional Mother
  • Manajemen Rumah Tangga
  • Pendidikan anak dan keluarga

3. Mira Juli (Lala)

Seorang ibu dari 3 anak homeshooling yang belajar dan bekerja memanfaatkan Teknologi Informasi. Beliau menguasai materi :

  • Homeschooling
  • Digital mommy
  • Pendidikan anak dan keluarga

4. Niken Tf Alimah

Ibu Rumah tangga dengan 2 anak, suka dg dunia event organizing, desain grafis, dan utak-atik isi dapur. Penulis buku “ensiklopedi clodi”. Beliau menguasai materi:

  • Community Development
  • Management Event Organize
  • All about Clodi

5. Retno Dewi Widyastuti

Ibu rumah tangga dengan 1 anak,   advisor, Menyukai tata ruang, fashion , handycraft dan mempunyai mimpi menjadi peternak & petani. Beliau menguasai materi tentang :

  • Finansial keluarga
  • Bahasa Inggris
  • Teknik membangun kegiatan offline ibu profesional

Untuk Obrolan Harian, tiap harinya telah memiliki tema yang berbeda sebagai berikut :

  1. SENIN : MASTERMIND

Berisi penguatan tekad target yang akan dicapai dalam 1 minggu, termasuk di dalamnya sharing keberhasilan/sukses yang dicapai. Mekanisme: setiap member diajak berbagi tentang :

  • Sukses apa yg dicapai slm satu minggu
  • Apa yg dapat dibagi (lesson learned)
  • Mau sukses apa minggu depan?
  1. SELASA : Aktivitas Ibu & Anak/pendidikan anak. Sharing aktivitas bersama anak yg mengikuti program bunda sayang
  2. RABU : Manajemen keluarga. Sharing pengelolaan rumah tangga yang dilakukan, mengikuti kurikulum bunda cekatan
  3. KAMIS : Menggali minat, bakat & passion diri, sharing pengembangan bisnis merujuk pd kurikulum bunda produktif
  4. JUMAT :
  • Pekan ke-1 & 3 tema bebas
  • Pekan ke-2 & 4 hasil kulwap grup nasional

Bagian ini saya anggap sebagai bentuk masa orientasi perkuliahan di IIP. Semoga saya bisa konsisten untuk terus menuliskan dan langsung mempraktekkan ilmu yang diperoleh di IIP ini. Aammiin. Sekali lagi saya ucapkan Alhamdulillah ya Allah atas kesempatan ini…

*Sumber : Resume Diskusi Grup Whatsaap IIP Surabaya 5 Februari 2015

Cover Salah Satu Buku Ibu Profesional
Cover Salah Satu Buku Ibu Profesional