Menjalani tantangan sambil mengasah ilmu komunikasi di kelas Bunda Sayang kali ini membuat saya menyadari bahwa komunikasi tidaklah sederhana. Dan inilah kunci kesuksesan kita bermuamalah. Sekalipun baru di tataran keluarga rasanya lidah ini sering sekali masih sulit menahan hal-hal yang tidak perlu diucapkan. Latihan di 10 hari tantangan yang diberikan ini telah membuat saya berusaha sebaik mungkin mengamalkan ilmu komunikasi produktif kepada pasangan dan anak-anak.
Rasanya saat melihat sedikit progress dari komunikasi yang saya lakukan baik pada pasangan maupun pada anak-anak menjadi kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Yang paling saya rasakan progressnya adalah komunikasi dengan pasangan. Rasanya impact dan multiplier effect yang diberikan sangat luar biasa bagi diri sendiri dan juga menghasilkan energi positif yang juga meningkatkan progress komunikasi bersama anak-anak.
Ibarat menapaki 10 anak tangga, saya merasa menyelesaikan PR komunikasi bersama pasangan merupakan 7 anak tangga yang telah dilalui untuk mencapai 10 anak tangga tersebut. Inspirasi dari materi Komunikasi Produktif saya ramu dengan berbagai inspirasi dari para Ibu dan istri yang sudah beramal jariah dengan berbagi kisah inspiratifnya memperbaiki hubungan komunikasi bersama pasangan di blognya serta tidak lupa mengevaluasi diri dari kacamata fikih munakahat yang ternyata banyak ilmu yang dapat diaplikasikan terkait komunikasi produktif bersama pasangan yang telah dituntunkan dalam syariat Islam. Berbekal ilmu dan berbuah amal sholeh inilah yang semata-mata saya harapkan dari setiap ilmu yang diberikan oleh para guru dan inspirator saya. Semoga setiap tulisan pengalaman dalam tantangaan 10 hari bisa menjadi inspirasi bagi para istri dan ibu lainnya yang sedang mencari formulasi yang tepat dalam membangun komunikasi di tengah keluarga.
Komunikasi produktif bersama anak-anak masih terus saya selami metode yang pas bagi buah hati kami yang memiliki karakter yang unik. Setidaknya 3 anak tangga lagi yang masih harus saya tempuh untuk mencapai keberhasilan dalam komunikasi bersama ank-anak. Berdasarkan hasil kontemplasi dan evaluasi diri serta dari sesi meminta feedback pada anak-anak setiap menjelang tidur, saya menyadari saya masih harus belajar berkomunikasi dengan bahasa tubuh dan intonasi suara. Setidaknya ini yang saya tangkap dari keluh kesah anak-anak.
Tantangan 10 hari boleh berakhir, sekalipun badge sudah diterima tanggung jawab komunikasi produktif di keluarga tetap harus terus dievaluasi dan ditingkatkan. Menulis menjadi salah satu jurus jitu dalam kontemplasi dan evaluasi diri yang saat ini tengah saya lakukan. Dengan “keep on writing” sedikit demi sedikit anak tangga yang saya tapaki akan terlihat kemajuannya. Bismillah, semoga tulisan-tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi diri sendiri dan juga inspirasi bagi para Istri dan Ibu lainnya…